Postingan

Dimanakah kedamaian hati?

Dimanakah kedamaian hati? Disana pernah ada harapan.. Harapan tinggi dengan solusi yang tersirat.. Dengan gagah memberi janji dengan pasti.. Meski harus merehabilitasi seluruh permukaan hati.. Namun kali kesekian solusi pasti itu kian memudar.. Bagai peluru yang menunggu kembali pada pelatuknya.. Semua itu bertubi tubi menyuguhkan gambaran abstrak.. Dan nenimbunnya hingga tak tampak,menjadi alternatif paling sakti.. Sungguh alur seperti ini bukan alur yang dikehendaki.. Jika hakikatnya ikan lautan mendambakan samudera lepas.. Parit yang sempit sungguh amat tak membuatnya nyaman dalam petualangan.. Parit dan samudera berada di dimensi yang amat jauh berbeda.. Nikmati sajaa!! Dan untuk kesekian kalinya transfer memori hati kembali tersendat.. Bukan karena ruang penyimpanan yang sesak.. Namun konektor penghubung yang memutus aliran lajunya.. Menghentikan dengan paksa,tanpa menyisakan data pada penerimanya.. Bagai pegas yang diperdaya oleh daya elastisitasnya.. Jar

AKU, KADO TERINDAH DARI RABBMU

Hening,mungkin meneror hari harimu sepekan kemarin Hampa tak kunjung usai hinggap membising di sepanjang roda waktumu Apakah kamu sedih akan kondisimu? Atau menikmati secangkir situasi dengan sedikit taburan rasa rindu? Jarum pembawa detik bertahta menggganti hari ke periode yang baru Dan kamu resah dalam tidurmu,menanti notifikasi layar kaca mungilmu Malam menyapa fajar,dhuha menyapa dzuhur Resahmu semakin membuncah menjelang separuh waktu hari bahagiamu Namun,bagai dermaga yang dengan sabarnya kokoh menahan gempuran serdadu ombak Dan bagai para pemancing yang setia menunggu umpannya di sambar penghuni bawah lautan Dirimu mampu meredam resah yang membuncah Menghimpunnya menjadi kumparan arus yang tenang dalam satu dekapan Sungguh alangkah benar Allah amat menyukai para penyabar Walau sederhana,resahmu runtuh dengan setitik kejutan Walau adegan tambahan mewarnai dengan spektrum kemarahan Sekali lagi Allah memberikan kemanisan buah dalam pahitnya kesabaran Sungguh o

Karena Kamu, Tujuanku!

Bismillaahirrahmanirrahim.. Karena kamu, Tujuanku ! Angin,rentangan masa,menciptakan batas pertemuan antara kita.. Ruh ini sangat merindukan dirimu.. Rindu menggores syair terindah dalam kokohnya cangkang lembutmu.. Rindu Membaur bersama auramu,dengan sentuhan kesejukan yg amat syahdu.. Angin,masih kah kau istiqomah menghimpun rasaku? Rasa yang pernah kutitipkan,namun sinyal isyaratku memintamu menahannya.. Apakah terkikis habis oleh gelombang resolusi masa? Atau bermetamorfosis menjadi wujud yang siap kau lesatkan? Banyak skenario robbku yang kuperankan belakangan ini.. Sungguh kau akan terkejut saat menyaksikannya.. Namun yang pasti,selalu ada janji indah  dari robbku.. Dan syukurku tiada henti,atas skenario menakjubkan ini.. Angin..kepergian itu pasti terjadi.. Kau pun sadar akan siklus itu kan? Singgahmu hanya seujung kuku.. Namun petualanganmu,menghabiskan sisanya.. Angin..bukanlah petarung sejati,dia yang meratapi atas hal yang sudah pergi.. Bukan petarun

Warisan Ilmu Alam

Gambar
Hai..Kawan lama..  Aromamu mulai menyengat menelisik rongga penciumanku.. Dekapan semumu menyajikan sensasi yang sudah lama hati ini tunggu.. Hasrat dan asa kian membuncah saat atmosfirmu kian mengepung.. Namun saat ini,ada yg tak sama.. Kedatanganku beserta para serdadu pencari ilmu..                     Sejenak bernostalgia lewat syair yang dikodekan rintikan hujan..                     Asiknya bercumbu dengan medanmu,dan khidmatku dalam beberapa wilayahmu..                     Bernyanyi bersama para pementas dalam teritorialmu..                     Menari bersama para penopang singgasanamu.. Lewat penyajianmu,diri ini banyak mencandu ilmu.. Lewat aturanmu ,diri ini banyak memaknai ilmu.. Dan lewat perananmu,diri ini banyak mengaplikasikan ilmu..                      Dikondisi nikmatmu saat ini..                      Izinkanlah para serdadu untuk mengecap manisnya ilmumu..                      Mendengarkan gemuruh merdu megahnya tita

Renungan Akhir Sebuah Petualangan

Gambar
Luas.. Selama ini pandangku amat terbatas.. Dalam lamunan disekujur tubuh kapal yang terhempas.. Tersadar betapa wawasan dan jangkauan ini begitu lawas.. Terhenyap ku dalam kemulan lingkaran kehidupan.. Menghirup takjub dalam tajamnya aroma ombak.. Terpukau oleh sajian yang disuguhkan alam untuk pencintanya.. Tiada menyuara tiada berkata.. Duhai Allah sang kholiq segala.. Sungguh karyaMu adalah bukti nyata.. Hamparan samudera bertiraikan angkasa.. Menegaskan betapa megahnya wadah yang Engkau suguhkan kepada para hamba.. Walau jutaan tasbih terlantun takkan membuatku puas.. Mengagumi maha karyaMu hingga terenyuh dalam balutan nafas.. Yaa tuhanku Engkau semakin membangkitkan gairahku.. Untuk selalu bersyukur atas setiap tegukan manisnya nikmat dan rahmatMu.. Barat...Menunjukkan betapa berartinya kehidupan yang Engkau berika.. Karena disana,Sang surya berhias kehangata.. Berpamitan dengan elok tanpa jeda sedetikpun.. Bagai berkaca dengan kehidupan yang ujung

Sajak Seorang Petualang

Dalam jalan panjang menuju persinggahan Terselip jutaan aura keindahan di setiap jengkal pergerakannya Walau merebah bukan pada kursi peristirahatan Namun tak menyurutkan gelombang kenikmatan dalam memandang Duhai mempesona negeri kecil ini Walau indahmu hanya secuil pandang,dan elokmu hanya sebesar riak Namun dalam moment yg adil Pesonamu mampu meluruhkan penat Mampu menenggelamkan lelah Tanpa sadar raga ini telah terbawa hampir setengah petualangan Dengan indra yang aktif menelisik setiap monumen yang terlintas Memukau mata,yah mata yang terpukau Mendesir hati,yah hati yang berdesir Menciptakan kenyamanan dalam sebuah kotak mesin yg merangkak Semoga pesona itu takkan sirna oleh panjangnya perjalanan Terabadikan dengan rapi oleh optik tercanggih dalam raga ini Sehingga sajak penutup yang akan ku ukir dalam petualangan ini Menjadi sajak yang manis ketika tiba d tempat persinggahan Jakarta,08 Mei 2013 Rosihan Anwar

Takdir Penguasa Malam

Sepi, hening, sendiri... dibawah hamparan langit kelam kemerahan Gelap memekik suasana kegempitaan Sekelompok serdadu pengerat keluar dari markas Memecah keheningan dalam sorotan pantulan malam Sepi, hening, sendiri... Terjuntai lembaran kain dalam pengapnya ruangan Mengibarkan bisikan teriakkan yang parau Duhai malang sang insan kesepian Tiada berkawan dalam kabut persembunyian Sepi, hening, sendiri... Tak hilang akal mengusir segala kesepian Menderukan paksaan dalam kemelut kenangan Resapan angan menuju kokohnya halangan Menciutkan segala secara perlahan Sepi, hening, sendiri... Kristal langit jatuh berserakan Menyisakan gurat keheningan yang berkelanjutan Ramaipun musnah menuju kebinasaan Hanya menyisakan ruang yang semakin berubah haluan Sepi, hening, sendiri Duhai insa pelipur lara Kemana perginya sinyal-sinyal  hebatmu Ruh dalam raga disana amat menanti wujud indahmu Berharap kau kembali menenggelamkan sepinya Membuat lubang kecil sebagai jalur melint