Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

Takdir Penguasa Malam

Sepi, hening, sendiri... dibawah hamparan langit kelam kemerahan Gelap memekik suasana kegempitaan Sekelompok serdadu pengerat keluar dari markas Memecah keheningan dalam sorotan pantulan malam Sepi, hening, sendiri... Terjuntai lembaran kain dalam pengapnya ruangan Mengibarkan bisikan teriakkan yang parau Duhai malang sang insan kesepian Tiada berkawan dalam kabut persembunyian Sepi, hening, sendiri... Tak hilang akal mengusir segala kesepian Menderukan paksaan dalam kemelut kenangan Resapan angan menuju kokohnya halangan Menciutkan segala secara perlahan Sepi, hening, sendiri... Kristal langit jatuh berserakan Menyisakan gurat keheningan yang berkelanjutan Ramaipun musnah menuju kebinasaan Hanya menyisakan ruang yang semakin berubah haluan Sepi, hening, sendiri Duhai insa pelipur lara Kemana perginya sinyal-sinyal  hebatmu Ruh dalam raga disana amat menanti wujud indahmu Berharap kau kembali menenggelamkan sepinya Membuat lubang kecil sebagai jalur melint

Maaf Ibu

Langit mendung, namun tak menjatuhkan tangisannya Tarian dahan yang melambai –lambai mengiringi kesejukan di sepanjang hari ini Berbahagialah semua anak adam, akan hari yang teduh ini Tapi tidak bagiku Sejuknya hari membuatku terlena dalam ketidak sadaranku Benar-benar tidak mengetahui bahwa dia sang malaikat kehidupan yang selalu menjanjikan kebaikan bagiku Sedang berjuang melawan letih Memaksakan kehendak tubuhnya yang tak kuasa melanjutkan rancangan aktifitas Wahai pelitaku.. Tak guna sesalku atas lemahnya ragamu Saat kau tahu dirimu sudah terlampau melewati batas Kau tetap.. Kau tetap dengan peluhmu yang mengucur deras Menghentakkan ragamu.. Mengomandoi sistem sarafmu agar tetap berpacu dalam jalur yang tak layak Kau pun tak peduli dengan resiko yang lahir setelahnya Dengan berpondasikan hati yang kokoh Kemustahilanpun kau terjang hanya demi kami Ranting ranting yang masih bergantung pada kokohnya batangmu Dengan harapmu, agar ranting-r