Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Sajak Seorang Petualang

Dalam jalan panjang menuju persinggahan Terselip jutaan aura keindahan di setiap jengkal pergerakannya Walau merebah bukan pada kursi peristirahatan Namun tak menyurutkan gelombang kenikmatan dalam memandang Duhai mempesona negeri kecil ini Walau indahmu hanya secuil pandang,dan elokmu hanya sebesar riak Namun dalam moment yg adil Pesonamu mampu meluruhkan penat Mampu menenggelamkan lelah Tanpa sadar raga ini telah terbawa hampir setengah petualangan Dengan indra yang aktif menelisik setiap monumen yang terlintas Memukau mata,yah mata yang terpukau Mendesir hati,yah hati yang berdesir Menciptakan kenyamanan dalam sebuah kotak mesin yg merangkak Semoga pesona itu takkan sirna oleh panjangnya perjalanan Terabadikan dengan rapi oleh optik tercanggih dalam raga ini Sehingga sajak penutup yang akan ku ukir dalam petualangan ini Menjadi sajak yang manis ketika tiba d tempat persinggahan Jakarta,08 Mei 2013 Rosihan Anwar

Takdir Penguasa Malam

Sepi, hening, sendiri... dibawah hamparan langit kelam kemerahan Gelap memekik suasana kegempitaan Sekelompok serdadu pengerat keluar dari markas Memecah keheningan dalam sorotan pantulan malam Sepi, hening, sendiri... Terjuntai lembaran kain dalam pengapnya ruangan Mengibarkan bisikan teriakkan yang parau Duhai malang sang insan kesepian Tiada berkawan dalam kabut persembunyian Sepi, hening, sendiri... Tak hilang akal mengusir segala kesepian Menderukan paksaan dalam kemelut kenangan Resapan angan menuju kokohnya halangan Menciutkan segala secara perlahan Sepi, hening, sendiri... Kristal langit jatuh berserakan Menyisakan gurat keheningan yang berkelanjutan Ramaipun musnah menuju kebinasaan Hanya menyisakan ruang yang semakin berubah haluan Sepi, hening, sendiri Duhai insa pelipur lara Kemana perginya sinyal-sinyal  hebatmu Ruh dalam raga disana amat menanti wujud indahmu Berharap kau kembali menenggelamkan sepinya Membuat lubang kecil sebagai jalur melint

Maaf Ibu

Langit mendung, namun tak menjatuhkan tangisannya Tarian dahan yang melambai –lambai mengiringi kesejukan di sepanjang hari ini Berbahagialah semua anak adam, akan hari yang teduh ini Tapi tidak bagiku Sejuknya hari membuatku terlena dalam ketidak sadaranku Benar-benar tidak mengetahui bahwa dia sang malaikat kehidupan yang selalu menjanjikan kebaikan bagiku Sedang berjuang melawan letih Memaksakan kehendak tubuhnya yang tak kuasa melanjutkan rancangan aktifitas Wahai pelitaku.. Tak guna sesalku atas lemahnya ragamu Saat kau tahu dirimu sudah terlampau melewati batas Kau tetap.. Kau tetap dengan peluhmu yang mengucur deras Menghentakkan ragamu.. Mengomandoi sistem sarafmu agar tetap berpacu dalam jalur yang tak layak Kau pun tak peduli dengan resiko yang lahir setelahnya Dengan berpondasikan hati yang kokoh Kemustahilanpun kau terjang hanya demi kami Ranting ranting yang masih bergantung pada kokohnya batangmu Dengan harapmu, agar ranting-r